#ngemilbaca Titik Balik


#ngemilbaca Titik Balik


Seneng banget mendapat dua buah kiriman novel akhir Ramadan kemarin. Sedikit demi sedikit kubaca dan terus asyik larut dalam ceritanya.

Berikut blurp-nya:
Di rahim penciptaan, segala sesuatu saling berhubungan layaknya jejaring yang tak pernah diam. Di sana, getaran-getaran serupa akan saling menarik. Pikiran dan kesadaranmu harus diarahkan untuk bergetar dengan frekuensi yang selaras dengan getaran sesuatu yang kau inginkan. Itulah yang kau undang ke dalam hidupmu sebagai kenyataan. Segala hal di sekitarmu tak lain adalah pantulan-pantulan getaranmu sendiri.
Perjalanan Rani keliling Nusa Tenggara dan singgah di Pulau Kepaadalah perjalanan orang kota yang berniat mengambil jeda dari kecamuk batin yang dialaminya. Dia tidak mengira alam semesta mempunyai kehendak lain. Seorang lelaki misterius telah menunggunya di sana. Di antara debur ombak, padang sabana, dan terik matahari tropika, lelaki itu mengajarkan kembali berbagai teknik dan kearifan kuno tentang pencarian jati diri dan ketenangan batin, yang anehnya sudah pernah dipelajarinya di masa lalu. Pertemuan itu menjadi titik balik perjalanan Rani yang mengubah hidupnya selamanya.
————————————————–
Ukuran : 13,5 x 20 CmHalaman : 275 Hlm. (Bookpaper)Cover : SC, doft, spot uv.Penerbit: ExchangeISBN : 978-602-72024-4-3Harga : Rp 59.000,-
**

Aku langsung merasa  relate dengan 'Titik Balik' karena tokohnya (cewek) tumbuh tanpa ayah. Jadi inget anak-anakku sendiri, dan curious how this kind people can through their days of life.

Selain itu juga karena kehidupan jurnalis  selalu menarik untuk  diikuti.
Konflik sang tokoh utama dengan psikolog di kantornya pada halaman-halaman awal membuat novel ini jadi page turner, kita ingin membuka halaman berikutnya. 

Membaca pengantarnya dan bagaimana cerita ini bertutur, aku jadi kebayang bagaimana proses kreatif penulisannya. Bisa jadi cerita mbak Rani ini tadinya sepotong-potong, kemudian oleh editornya diberikan arahan supaya diramu menjadi cerita panjang yang berkesinambungan, antara lain terbantu dengan hadirnya avatar yang menemani selama di Kepa. 

Detail indah pemandangan Kepa ataupun daerah Kalimantan (tempat masa kecil sang tokoh) juga tempat-tempat lain yang disajikan sepanjang cerita, membuat aku jadi ingin mengunjungi langsung tempat-tempat tersebut. 

Konsep serendipity yang menjadi salah satu pesan dan tema dalam cerita ini terasa pas banget dengan apa yang selama ini juga kualami. Membuatku tak mau berhenti membaca demi menuntaskan rasa kepenasaran bagaimana sesungguhnya kebetulan itu terjadi. Bisakah kita menciptakannya. Bagaimana caranya.

Dipaparkan juga tentang dualitas atom dan teori kuantum serta bagaimana cara 'pulang' melalui meditasi. Semuanya dalam bentuk cerita yang bercerita, mengalir dan menarik. 

Jadilah novel ini semacam buku how to (selfhelp) yang disusun dalam cerita yang mengasyikkan dan menggugah kesadaran. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@diannafi